Ada sebuah fitur yang “tidak biasa” yang akan disematkan dalam rencana perilisan versi beta untuk PC dari game Battlefield 5. Fitur yang dimaksud adalah profanity filter (filter tidak senonoh), di mana fitur tersebut berguna untuk menyaring percakapan yang bersifat rasis atau mesum.
Dalam sebuah percakapan dengan seorang player di Twitter, produser DICE Jaqub Ajmal mengatakan bahwa sebuah profanity filter akan hadir untuk PC, namun sayangnya player konsol PS4 dan Xbox One masih harus melaporkan secara manual perilaku kasar yang mereka temui ke PlayStation Network atau Xbox Live.
“Tolong biarkan kami me-mute individualnya saja, bukan seluruh chat,” kata seorang player yang memberikan komentarnya. “Saya kadang-kadang suka mengobrol lewat chat tetapi satu orang yang rasis atau tidak punya toleransi membuat saya jadi malas mengobrol karena saya tidak tahan membaca sampah yang mereka posting.”
Ajmal “sangat mengerti” permasalahan itu, dan menegaskan bahwa DICE akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat komunitas mereka menjadi lebih sehat.
Totally understand that. We have added a profanity filter in Battlefield V, which will be available in the Open Beta on PC.
— Jaqub Ajmal (@JaqubAjmal) August 30, 2018
Namun tidak semua merasa senang dengan langkah yang ditawarkan oleh DICE.
“Saya sangat berharap bahwa ini adalah sebuah filter opsional yang dapat dikustomisasi dan bukan sebuah filter global yang dipaksakan pada semua orang,” kata seseorang dalam percakapan tersebut.
Tetapi saat seseorang memperolok ide tersebut dengan berkata, “Sebuah profanity filter, ya Tuhan. Apakah ini game dengan rating PG13?” dengan tegas Ajmal menjawab, “Bukan, ini adalah Battlefield di mana para player seharusnya memperlakukan satu sama lain dengan hormat dalam chat. Sebenarnya menyedihkan juga hal seperti ini dibutuhkan.”
No, it’s Battlefield where players are suppose to treat each other with respect in the chat. It’s actually sad that things like these are needed.
— Jaqub Ajmal (@JaqubAjmal) August 31, 2018
Dan walau game itu sendiri sebagian mengandung bahasa yang kasar, Ajmal mengatakan bahwa hal itu bukan menjadi semacam izin tidak tertulis bagi para player untuk menggunakan bahasa kasar juga di luar game saat mereka berbincang-bincang di chatroom.
“Secara pribadi saya pikir terdapat sebuah perbedaan bahwa jika para karakter berbincang-bincang dengan bahasa kasar dalam game, itu adalah bagian dari fantasi dalam game ini, seperti saat kalian menonton film dan melihat para karakternya saling memaki atau berbicara kasar, sementara berbincang-bincang di chatroom adalah berbincang-bincang secara nyata, antar para player.”
Battlefield 5 mungkin memang butuh moderasi seperti ini jika dilihat dari indikasi peluncurannya. Seperti yang kita ketahui, terdapat beragam karakter wanita dan non-kulit putih dalam jajaran karakter yang dapat dimainkan dalam game ini, dan biasanya kelompok yang hobi mengeluh akan meluncurkan protes bahwa setting Perang Dunia II itu menyimpang dari ketepatan sejarah, atas nama kebenaran politik.
Namun pimpinan senior DICE dan Electronic Arts tidak mau menoleransi hal itu. “Saya pikir bagi orang-orang yang tidak memahaminya, Anda memiliki dua pilihan: menerima atau tidak membeli game ini,” tegas kepala bagian kreatif EA Patrick Soderlund. “Saya tidak memiliki masalah apa pun pilihan mereka.”
Open beta Battlefield 5 dibuka pada tanggal 6 September, meskipun bagi kita yang telah melakukan pre-order game ini, atau berlangganan EA Access, Origin Access, atau Origin Access Premier, kita akan dapat mencoba game ini mulai tanggal 4 September. Beta ini akan mencakup preview mode Grand Operations, Tides of War dan Conquest. Conquest sendiri merupakan versi mode battle royale dalam game ini.
Battlefield 5 akan dirilis pada bulan November untuk konsol PlayStation 4, Xbox One dan PC Windows, mendapat pengunduran jadwal sekitar sebulan dari tanggal rilis awalnya yaitu 19 Oktober.