Menimba ilmu adalah salah satu hal yang harus terus kita lakukan dalam hidup kita. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa dan bahkan saat kita sudah mencapai usia manula, kita harus terus belajar – dalam bidang ilmu apapun – supaya kita terus menjadi insan yang lebih baik. Salah satu metode belajar paling konvensional sejak zaman dahulu kala adalah dengan membaca buku, dan perpustakaan adalah tempat di mana kita dapat menemukan ratusan, bahkan ribuan buku yang sesuai dengan bidang yang kita pelajari. Kebersihan dan kerapihan dari perpustakaan itu sendiri tentunya memberi pengaruh yang sangat besar terhadap mood kita dalam membaca sebuah buku. Tentunya kita tidak ingin berlama-lama berada di sebuah perpustakaan yang kotor dan jorok, bukan? Sehubungan dengan itu, mari kita mengintip sebuah perpustakaan di Jepang yang digadang-gadang sebagai salah satu perpustakaan paling indah di sana. Mari kita mengunjungi Perpustakaan Nakajima.
Perpustakaan Nakajima adalah sebuah perpustakaan yang terletak di dalam Universitas Internasional Akita di Prefektur Akita, salah satu prefektur timur laut Jepang. Perpustakaan ini dikenal karena desain arsitektur dan interiornya yang teliti dan juga sangat indah. Dengan semua kelasnya dibawakan dalam bahasa Inggris, Universitas Internasional Akita (Akita International University/AIU) selalu menjadi ujung tombak pemikiran filosofis. Perpustakaan Nakajima berdiri di dalam kampus universitas, dikelilingi oleh hutan di semua sisinya. Dikenal sebagai “perpustakaan yang tidak pernah tidur”, Perpustakaan Nakajima adalah satu-satunya perpustakaan Jepang yang tetap buka 24 jam sehari, 365 hari setahun.
Akses masuk ke dalam Perpustakaan Nakajima terbuka untuk masyarakat umum, tidak terbatas untuk mahasiswa AIU saja. Perpustakaan ini dikenal sebagai tempat yang wajib dikunjungi oleh masyarakat Akita, di mana desainnya yang indah dan ramah pengguna membuat pengunjung dapat belajar dengan nyaman di perpustakaan yang dipenuhi oleh fasilitas yang mendukung.
Baca Juga :
Konsep koloseum buku yang membuat para siswa nyaman menimba ilmu
Dibangun pada tahun 2008, Perpustakaan Nakajima menyerupai Koloseum Romawi dengan desain karakteristik semi-sirkular. Ini adalah ruang yang memfasilitasi pembelajaran, memungkinkan siswa lebih mudah dan nyaman dalam menguasai buku dan membaca. Begitulah konsep “Koloseum Buku” lahir.
Pohon cedar Akita dan atapnya yang berbentuk payung
Universitas ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan dengan memanfaatkan warisan dan alam Akita. Hal ini terlihat dalam penggunaan pohon cedar Jepang yang halus dan elegan. Pohon cedar Akita (Akitasugi) yang tumbuh di hutan Akita terkenal sebagai bahan konstruksi berkualitas tinggi. Atap perpustakaan ini sendiri dibuat menggunakan teknik konstruksi kuno di Prefektur Akita, dan membentuk struktur atap berbentuk payung setengah lingkaran.
Jika kita melihat ke langit-langitnya, kita akan menyadari bahwa kayu yang diambil dari pohon cedar Akita itu menyebar ke berbagai arah seperti payung. Aroma samar dari pohon cedar yang dapat kita cium memiliki efek sangat menenangkan.
Ruang pribadi di mana kita bisa berkonsentrasi belajar
Tidak peduli seberapa tenang lingkungannya, terkadang kita masih dapat terganggu oleh suara yang samar sekalipun, atau oleh fakta bahwa orang lain masih dapat melihat kita saat kita belajar. Di Perpustakaan Nakajima, ruang kerja khusus telah diatur di belakang rak-rak buku yang berada di sepanjang tangga. Di sini, kita dapat berkonsentrasi belajar, karena pengguna perpustakaan lain tidak dapat mengganggu pandangan kita, dan kita tidak dapat terganggu.
Kursi yang memenuhi kebutuhan penggunanya
Seluruh kursi di Perpustakaan Nakajima memiliki tiga warna yang berbeda, di mana masing-masing warna memiliki artinya tersendiri. Singkatnya, kode warna itu menunjukkan tinggi masing-masing kursi. Pengguna perpustakaan dapat memilih kursi yang sesuai dengan tinggi badan mereka, memberi mereka opsi untuk memilih kursi yang cocok untuk mereka, dan juga kesempatan untuk memilih kursi yang tidak akan membebani mereka dengan kelelahan fisik. Ada banyak pertimbangan terhadap siswa yang belajar di perpustakaan selama berjam-jam.
Koleksi buku dan database online
Pada intinya, buku adalah harta karun pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan. Ada total 75.000 koleksi buku, sekitar 200 jenis majalah dan surat kabar, dan sekitar 3.000 materi audio-visual yang dikumpulkan di perpustakaan AIU. Buku-buku dalam bahasa asing mengambil jatah sekitar 60 persen dari total koleksi, sehingga pengunjung dari luar negeri yang tidak mahir dalam bahasa Jepang dapat tetap mengambil manfaat dari perpustakaan ini.
Perpustakaan Nakajima juga menyediakan e-books dan database online yang luas yang mencakup berbagai topik. Perpustakaan ini sangat dihargai sebagai “tempat yang mengumpulkan informasi”.
Di Jepang hanya ada 14 tempat yang diakui sebagai United Nations Depository Libraries (Perpustakaan Tempat Penyimpanan Perserikatan Bangsa-Bangsa). Berdasarkan kontrak dengan PBB, perpustakaan menerima dokumen dan publikasi dari PBB. Kita dapat mengakses dan membaca berbagai dokumen dan artikel yang terkait dengan PBB itu secara bebas, dan juga melihat buku-buku bergambar berbahasa Inggris yang disukai anak-anak.
Cara menggunakan Perpustakaan Nakajima
Seperti yang sudah disebutkan di awal artikel, Perpustakaan Nakajima dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat umum. Namun begitu, fasilitas pengguna 24 jam dibatasi hanya untuk siswa dan staf pengajar saja, sehingga pengunjung harus memperhatikan jam buka (Hari kerja jam 9:00 pagi – 10:00 malam, akhir pekan/periode liburan panjang jam 9:45 pagi – 18:00 petang). Kartu perpustakaan akan diterbitkan di meja referensi jika kita memiliki kartu identitas pribadi, yang memungkinkan pemegangnya untuk dapat meminjam buku.
Perpustakaan Nakajima adalah simbol AIU dan mewakili rasa ingin tahu terhadap pembelajaran baik dari siswa dan masyarakat Akita. Buka 24 jam sehari dan 365 hari setahun, Perpustakaan Nakajima adalah tempat yang menggabungkan keindahan dan fungsi, jadi mungkin akan lebih tepat untuk menggambarkannya sebagai sebuah “perpustakaan hidup”. Saat kita mengunjungi Akita, coba sempatkan mampir ke Perpustakaan Nakajima, dan merasakan pemikiran edukasi dan filosofis internasional dari AIU.
Discussion about this post